Para Pendidik dari Sekolah-sekolah di Koordinatorat Duri dalam seminar memperingati Hari Guru

Duri, 23 November 2018. Sore ini ada suasana berbeda di Aula SMA Santo Yosef Duri. Biasanya sore hari kegiatan di sekolah diisi dengan kegiatan pengembangan diri para peserta didik melalui kegiatan ektrakurikuler yang diadakan oleh sekolah. Namun sore iniyang berkumpul untuk pengembangan diri bukan para peserta didik namun para pendidik dan tenaga kependidikan dari Koordinatorat Duri. Tidak hanya para siswa dan siswi yang memiliki kewajiban untuk belajar dan mengembangkan diri namun para pendidik dan tenaga kependidikan juga harus terus belajar dan mengembangkan diri. Guru yang hebat yang memiliki karakter mulia serta pengetahuan yang tinggi akan mampu mendidik dan membekali para peserta didik dengan pengetahuan dan karakter yang baik.

Pada peringatan hari guru yang diperingati setiap tanggal 25 November Koordinatorat Duri mengadakan seminar yang mengambil tema “Guru Hebat, Sekolah Hebat”. Koordinatorat Duri terdiri dari empat sekolah yaitu TK, SD, SMP dan SMA Santo Yosef serta SD Slamet Riyadi yang beralamat di Simpang Bangko. Para pemateri seminar pada sore hari itu ialah para pendidik yang berasal dari sekolah-sekolah tersebut.

Romo Anton Koseng selalu Ketua Pengurus Yayasan Prayoga Riau dalam sambutannya menekankan bagaimana seyogyanya sikap seorang guru di sekolah. “Guru harus bersikap seperti orangtua yang tahu apa yang terbaik bagi anak-anaknya. Seperti orangtua yang selalu memikirkan anaknya dimanapun ia berada, saat di pasar pertimbangan yang ia buat untuk membeli barang ialah kebutuhan anaknya”, ungkap Romo Anton dalam sambutan pembuka seminar. Romo Anton menekankan bahwa sekolah hebat bukan dilihat dari seberapa megah gedung dibangun dan banyaknya fasilitas namun dilihat dari interaksi guru dan murid. Saat murid diperlakukan sebagai subjek dalam pendidikan disitulah sekolah telah menjelma menjadi sekolah hebat.

Para pemateri seminar menekankan bagiamana seharusnya guru bersikap dalam era kemajuan zaman ini. Pemateri pertama Ibu Marida Sitorus berbicara tentang kualitas diri pendidik. Kualitas diri ini dilihat dari pola pikir, ucapan, dan tindakannya. Ketiga hal ini menjadi indikator untuk mengukur kualitas diri seseorang baik atau tidak. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas diri seperti yang disampaikan oleh pemateri ialah belajar secara terus menerus. Materi kedua dibawakan oleh Baltasar berbciara tentang integritas moral guru, secara konkrit integritas dapat diwujudkan dalam sikap sebagai berikut, antara lain: fair dan tahu berterima kasih, berkata benar, mampu mengontrol emosi, menerima kelemahan diri, memiliki harga diri, berani mengambil resiko, bersikap kooperatif, dapat mengabdi kepada pekerjaan.

Pemateri selanjutnya Ibu Leni Erika berbicara tentang kepadatan ilmu. Menurut Ibu leni, seorang guru yang hebat memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpkan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerjasama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif. Selain memiliki kepadatan ilmu guru juga harus memiliki keterampilan, keterampilan dalam hal ini bukan saja terampil dalam mengajar namun juga terampil dalam berkomunikasi.

Materi penutup disampaikan oleh Ibu Manutur Sibarani tentang membangun komitmen. Komitmen dalam hal ini diartikan sebagai janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain untuk melakukan sesuatu yang tercermin dalam tindakan. Bahwa menjadi guru harus mampu untuk berkomitmen melakukan hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya yaitu memiliki kualitas diri yang baik, memiliki integritas moral, memiliki kedalaman ilmu serta memiliki keterampilan yang baik.

Para Pendidik pengisi acara seminar Hari Guru

Selain materi yang disampaikan oleh para pendidik, acara seminar itu juga dimeriahkan oleh tarian daerah dan juga lagu yang dibawakan oleh para pendidik dari sekolah-sekolah Yayasan Prayoga Riau yang ada di Duri. Semoga sekolah-sekolah ini terus menjadi sarana bagi para peserta didik untuk menimba ilmu untuk bekal hidup di masa mendatang.